Pesantren,
pondok pesantren, atau sering disingkat
pondok atau
ponpes, adalah sekolah
Islam berasrama yang terdapat di Indonesia.
[rujukan?] Pendidikan di dalam pesantren bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang
al-Qur'an dan
Sunnah Rasul, dengan mempelajari
bahasa Arab dan kaidah-kaidah tata bahasa-bahasa Arab.
[rujukan?] Para pelajar pesantren (disebut sebagai
santri) belajar di sekolah ini, sekaligus tinggal pada asrama yang disediakan oleh pesantren.
[rujukan?] Institusi sejenis juga terdapat di negara-negara lainnya; misalnya di Malaysia dan Thailand Selatan yang disebut
sekolah pondok, serta di India dan Pakistan yang disebut
madrasa Islamia.
[rujukan?]
Sejarah umum
Umumnya, suatu pondok pesantren berawal dari adanya seorang
kyai di suatu tempat, kemudian datang santri yang ingin belajar agama kepadanya.
[rujukan?]
Setelah semakin hari semakin banyak santri yang datang, timbullah
inisiatif untuk mendirikan pondok atau asrama di samping rumah kyai.
[rujukan?]
Pada zaman dahulu kyai tidak merencanakan bagaimana membangun pondoknya
itu, namun yang terpikir hanyalah bagaimana mengajarkan ilmu agama
supaya dapat dipahami dan dimengerti oleh santri.
[rujukan?]
Kyai saat itu belum memberikan perhatian terhadap tempat-tempat yang
didiami oleh para santri, yang umumnya sangat kecil dan sederhana.
[rujukan?] Mereka menempati sebuah gedung atau rumah kecil yang mereka dirikan sendiri di sekitar rumah kyai.
[rujukan?] Semakin banyak jumlah santri, semakin bertambah pula gubug yang didirikan.
[rujukan?]
Para santri selanjutnya memopulerkan keberadaan pondok pesantren
tersebut, sehingga menjadi terkenal kemana-mana, contohnya seperti pada
pondok-pondok yang timbul pada zaman
Walisongo.
[1]
Pondok Pesantren di Indonesia memiliki peran yang sangat besar, baik
bagi kemajuan Islam itu sendiri maupun bagi bangsa Indonesia secara
keseluruhan. Berdasarkan catatan yang ada, kegiatan pendidikan agama di
Nusantara telah dimulai sejak tahun 1596. Kegiatan agama inilah yang kemudain dikenal dengan nama Pondok Pesantren. Bahkan dalam catatan
Howard M. Federspiel- salah seorang pengkaji ke-Islaman di Indonesia, menjelang abad ke-12 pusat-pusat studi di Aceh (pesantren disebut dengan nama
Dayah di Aceh) dan Palembang (Sumatera), di Jawa Timur dan di
Gowa (Sulawesi) telah menghasilkan tulisan-tulisan penting dan telah menarik santri untuk belajar.
[2]
Definisi pesantren
Etimologi
Istilah
pesantren berasal dari kata pe-
santri-an, dimana kata "santri" berarti murid dalam
Bahasa Jawa.
[rujukan?] Istilah
pondok berasal dari
Bahasa Arab funduuq (
فندوق) yang berarti penginapan.
[rujukan?] Khusus di
Aceh, pesantren disebut juga dengan nama
dayah. Biasanya pesantren dipimpin oleh seorang
Kyai.
[rujukan?]
Untuk mengatur kehidupan pondok pesantren, kyai menunjuk seorang santri
senior untuk mengatur adik-adik kelasnya, mereka biasanya disebut
lurah pondok.
[rujukan?]
Tujuan para santri dipisahkan dari orang tua dan keluarga mereka adalah
agar mereka belajar hidup mandiri dan sekaligus dapat meningkatkan
hubungan dengan kyai dan juga
Tuhan.
[rujukan?]
Pendapat lainnya, pesantren berasal dari kata santri yang dapat diartikan tempat santri.
[rujukan?]
Kata santri berasal dari kata Cantrik (bahasa Sansakerta, atau mungkin
Jawa) yang berarti orang yang selalu mengikuti guru, yang kemudian
dikembangkan oleh Perguruan Taman Siswa dalam sistem asrama yang disebut
Pawiyatan.
[rujukan?] Istilah santri juga dalam ada dalam bahasa
Tamil, yang berarti guru mengaji, sedang
C. C Berg
berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari istilah shastri, yang
dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu
atau seorang sarjana ahli kitab suci agama
Hindu.
[rujukan?] Terkadang juga dianggap sebagai gabungan kata
saint (manusia baik) dengan suku kata
tra (suka menolong), sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik.
[3]
Peranan
Pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai dan penyiaran agama
Islam.
[rujukan?]
Namun, dalam perkembangannya, lembaga ini semakin memperlebar wilayah
garapannya yang tidak melulu mengakselerasikan mobilitas vertical
(dengan penjejelan materi-materi keagamaan), tetapi juga mobilitas
horizontal (kesadaran sosial).
[rujukan?] Pesantren kini tidak lagi berkutat pada kurikulum yang berbasis keagamaan (
regional-based curriculum) dan cenderung melangit, tetapi juga kurikulum yang menyentuh persoalan kikian masyarakat (
society-based curriculum).
[rujukan?]
Dengan demikian, pesantren tidak bisa lagi didakwa semata-mata sebagai
lembaga keagamaan murni, tetapi juga (seharusnya) menjadi lembaga sosial
yang hidup yang terus merespons carut marut persoalan masyarakat di
sekitarnya.
[4]
Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang merupakan produk budaya Indonesia.
[rujukan?]
Keberadaan Pesantren di Indonesia dimulai sejak Islam masuk negeri ini
dengan mengadopsi sistem pendidikan keagamaan yang sebenarnya telah lama
berkembang sebelum kedatangan Islam.
[rujukan?]
Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama berurat akar di negeri ini,
pondok pesantren diakui memiliki andil yang sangat besar terhadap
perjalanan sejarah bangsa.
[5]
Banyak pesantren di Indonesia hanya membebankan para santrinya dengan
biaya yang rendah, meskipun beberapa pesantren modern membebani dengan
biaya yang lebih tinggi.
[rujukan?] Meski begitu, jika dibandingkan dengan beberapa institusi pendidikan lainnya yang sejenis, pesantren modern jauh lebih murah.
[rujukan?] Organisasi massa (ormas) Islam yang paling banyak memiliki pesantren adalah
Nahdlatul Ulama (NU).
[rujukan?] Ormas Islam lainnya yang juga memiliki banyak pesantren adalah
Al-Washliyah dan
Hidayatullah.
[rujukan?]
Jenis pesantren
Seiring perkembangan zaman, serta tuntutan masyarakat atas kebutuhan pendidikan Umum, kini banyak
pesantren yang menyediakan menu pendidikan umum dalam pesantren. kemudian muncul istilah
pesantren Salaf dan
pesantren Modern, pesantren Salaf adalah pesantren yang murni mengajarkan
Pendidikan Agama sedangkan
Pesantren Modern menggunakan system pengajaran pendidikan umum atau
Kurikulum.
Pesan
Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu agama Islam saja umumnya disebut
pesantren salafi.
[rujukan?] Pola tradisional yang diterapkan dalam pesantren salafi adalah para santri bekerja untuk kyai mereka - bisa dengan mencangkul
sawah,
mengurusi empang (kolam ikan), dan lain sebagainya - dan sebagai
balasannya mereka diajari ilmu agama oleh kyai mereka tersebut.
[rujukan?]
Sebagian besar pesantren salafi menyediakan asrama sebagai tempat
tinggal para santrinya dengan membebankan biaya yang rendah atau bahkan
tanpa biaya sama sekali.
[rujukan?] Para santri, pada umumnya menghabiskan hingga 20 jam waktu sehari dengan penuh dengan kegiatan, dimulai dari
salat shubuh di waktu pagi hingga mereka tidur kembali di waktu malam.
[rujukan?]
Pada waktu siang, para santri pergi ke sekolah umum untuk belajar ilmu
formal, pada waktu sore mereka menghadiri pengajian dengan kyai atau
ustadz mereka untuk memperdalam pelajaran agama dan al-Qur'an.
[rujukan?]
pesantren modern
Ada pula pesantren yang mengajarkan pendidikan umum, dimana
persentase ajarannya lebih banyak ilmu-ilmu pendidikan agama Islam
daripada ilmu umum (matematika, fisika, dan lainnya).
[rujukan?] Ini sering disebut dengan istilah
pondok pesantren modern, dan umumnya tetap menekankan nilai-nilai dari kesederhanaan, keikhlasan, kemandirian, dan pengendalian diri.
[rujukan?]
Pada pesantren dengan materi ajar campuran antara pendidikan ilmu
formal dan ilmu agama Islam, para santri belajar seperti di sekolah umum
atau madrasah.
[rujukan?] Pesantren campuran untuk tingkat
SMP kadang-kadang juga dikenal dengan nama
Madrasah Tsanawiyah, sedangkan untuk tingkat
SMA dengan nama
Madrasah Aliyah.
[rujukan?] Namun, perbedaan pesantren dan
madrasah terletak pada sistemnya. Pesantren memasukkan santrinya ke dalam asrama, sementara dalam madrasah tidak.
[rujukan?]
Cabang pesantren induk
Terdapat pula suatu pondok pesantren induk yang mempunyai cabang di
daerah lain, dan biasanya dikelola oleh alumni pondok pesantren induk
tersebut.
[rujukan?] Sebagai contoh,
Pondok Modern Darussalam Gontor yang terletak di
Ponorogo,
Jawa Timur mempunyai cabang pondok alumi, antara lain:
Sebab-sebab terjadinya moderenisasi Pesantren diantaranya: Pertama, munculnya wancana penolakan taqlid dengan “kembali kepada
Al-Qur’an dan sunah” sebagai isu sentral yang mulai di tadaruskan sejak tahun 1900.
[rujukan?]
Maka sejak saat tiu perdebatan antara kaum tua dengan kaum muda, atau
kalangan reformis dengan kalangan ortodoks/konservatif, mulai mengemukan
sebagai wancana public.
[rujukan?] Kedua: kian mengemukannya wacana perlawanan nasional atas kolonialisme belanda.
[rujukan?]
Ketiga, terbitnya kesadaran kalangan Muslim untuk memperbaharui
organisasi keislaman mereka yang berkonsentrasi dalam aspek sosial
ekonomi.
[rujukan?] Keempat, dorongan kaum Muslim untuk memperbaharui sistem pendidikan Islam.
[rujukan?] Salah satu dari keempat faktor tersebut dalam pandangan
Karel A. Steenbrink, yang sejatinya selalu menjadi sumber inspirasi para pembaharu Islam untuk melakukan perubahan Islam di Indonesia.
[6]
http://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren